Jumat, 28 November 2014

Mengembangkan Kepercayaan pada Tim Virtual


            Tidak diragukan lagi terlihat banyak perangkat lunak atau software baru ditujukan untuk memudahkan kita bekerja sama secara virtual, kapan dan di mana saja: GoToMeeting, Skype, Basecamp, Google docs, dll. Semakin banyak perusahaan software mengandalkan teknologi tersebut untuk membangun tim-nya secara virtual dan distributed – developers di Mexico dan Indonesia, QA di China dan Vietnam, dalam berlomba menciptakan product yang terbaik. Tim virtual menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisik untuk mencapai tujuan bersama. Sejumlah orang dimungkinkan untuk berkolaborasi secara online menggunakan hubungan-hubungan komunikasi seperti jaringan tride-area, konferensi video, atau e-mail, baik ketika mereka hanya terpisah dengan satu ruangan maupun dengan benua. Tim virtual bisa melakukan semua hal yang dilakukan oleh tim yang lain, berbagi informasi, membuat berbagai keputusan, dan menyelesaikan tugas. Tim ini juga beranggotakan dari organisasi yang sama atau menghubungkan para anggota sebuah organisasi dengan para karyawan dari berbagai organisasi lain (seperti para pemasok dan rekan-rekan bersama). Mereka bisa mengadakan rapat selama beberapa hari untuk menyelesaikan masalah, beberapa bulan untuk menyelasaikan sebuah proyek, atau secara tetap berdiri dalam organisasi.
            Tim virtual mampu melakukan pekerjaan mereka meskipun anggota-anggotanya terpisah ribuan kilometer dan terpisah oleh satu lusin zona waktu atau lebih. Tim ini memungkinkan orang-orang untuk bekerja sama, yang bila tidak demikian tidak akan bisa berkolaborasi.
Untuk membangun kepercayaan tim virtual yaitu:

a. Communication
       Walau tidak ada solusi instan, penggunaan gaya bahasa sangat sederhana dan sering memberikan contoh pendukung yang jelas (seperti diagram, screenshot, wireframe, dsb) — asal jangan over-communicate, Tidak hanya dalam tim virtual, komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan kita dengan masyarakat, komunikasi dibutuhkan untuk menghindari kesalahpahaman dan kerancuan atau keraguan dalam tim.

b. Cultural Awareness
      Toleransi dan pengetahuan akan kebudayaan juga harus diperhatikan, karena tidak semua anggota memiliki kebudayaan dan pengetahuan yang sama seperti kita. Maka akan baik apabila mengadakan pedoman komunikasi ketika mulainya terbentuk tim terbukti dapat membantu mengurangi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya. Cara penyampaian intensi baik di daerah A bisa diterima sebaliknya bila diterapkan di B. Erat kaitannya dengan komunikasi, terjemahan langsung atau direct translation dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas salah pengertian antara anggota.  Pengadaan pedoman komunikasi (imel, sambutan, dll) ketika mulainya terbentuk tim terbukti dapat membantu mengurangi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya. Kecuali memang seseorang sengaja bertindak tidak sepantasnya, biasanya dengan cukup waktu dan trial-and-error, kesadaran budaya ini biasanya dapat dipelajari dan dipraktekan dengan baik.

c. Self Motivation
       Tidak semua orang berfungsi dengan baik dalam virtual team di mana setiap individu diharapkan bersifat self-motivated dan mampu bekerja secara mandiri tanpa pengawasan atau struktur eksternal. Faktor penting berikutnya adalah result-oriented, karena tidak ada rekan di sekitar yang sadar betapa intensifnya seseorang berusaha menyelesaikan tugas kecuali pada akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil akhirnya dengan jelas.

d. Trust
         Kepercayaan juga penting di antara anggota tim. Kepercayaan untuk mendukung semua point di atas sebagai basis untuk komunikasi yang terbuka dan menyangga motivasi semua individu yang bersangkutan. Kepercayaan memerlukan perhatian khusus di setiap titik perkembangan tim virtual. Karena antar anggota tim virtual biasanya berbeda tempat, maka kepercayaan sangatlah penting.
          Untuk menciptakan teknologi baru para anggota Tim Virtual dituntut untuk berkolaborasi antar anggota tim . Hal ini hars ditunjang dengan dipupuknya kepercayaaan antar anggota tim . Hal ini dapat dilakukan oleh Leader tim dengan melakukan langkah - langkah sebagai berikut :
- Meningkatkan tanggung jawab bersama
- Pertukaran informasi
- Pengembangan ide - ide baru
- Memberikan motivasi kepada team
- Berani mengambil resiko dan tanggung jawab ketika proyek tersebut mendapat masalah dan   dengan cepat menyelesaikan masalah tersebut
- Menciptakan kejujuran dan keterbukaan satu sama lain


Sumber :
http://salsabilasetiawan.blogspot.com/2014/01/sejarah-komunitas-online-polarisasi.html
http://www.navinot.com/2010/01/28/membangun-tim-virtual/


KELOMPOK 8

Nama
Tugas
Link
Anyssa Setiawati Artiany (11513193)
Mencari Materi Membangun Kepercayaan pada Tim Virtual
Aryo Dwi Wahyu N (11513418)
Mencari Materi Membangun Kepercayaan pada Tim Virtual
Anisa Cabella (11513069)
Mencari Materi Membangun Kepercayaan pada Tim Virtual
Prista Dica Kurnia (16513934)
Mencari Materi Membangun Kepercayaan pada Tim Virtual dan Mengedit serta Merapihkan seluruh isi
Sarah Neta Rahmah (18513264)
Mencari Materi Membangun Kepercayaan pada Tim Virtual
Ulfatus Saniyyah (19513042)
Mencari Materi Membangun Kepercayaan pada Tim Virtual

11 komentar:

  1. saya mau bertanya dalam "trust" tolong berikan contoh dan bagaimana cara Menciptakan kejujuran dan keterbukaan satu sama lain oleh leader tim?
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seorang Leader harus mampu memperlakukan anggota sebagai sejajar, memberikan data yang lengkap dan akurat sebagai in put (masukan) untuk segera diolah atau dikerjakan. Karena dengan cara itu akan tercipta sebuah kepercayaan antar anggota. Seorang Leader harus mampu mengajak anggota untuk melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan bersama ketika ada hal yang harus dilakukan ketika proyek sedang dikerjakan, dan menghargai ide-ide yang disumbangkan kepada tim

      Hapus
  2. saya ingin bertanya,
    bagaimana jika dalam satu tim ada yang tidak suka pada anggota tim yg lain ? bukankah itu menjadi berkurangnya kinerja yg dibutuhkan, dan bagaimana seharusnya seorang leader menanggapi masalah tersebut. agar tercipta kembali kekompakan pada tim tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo dwi, seperti yang dijelaskan diatas leader harus menciptakan kejujuran dan keterbukaan sesama anggota, jadi jika ada yang tidak suka dengan anggota yang lain sebaiknya terbuka saja agar bisa cepat diselesaikan dan bisa kembali bekerja dalam satu tim

      Hapus
  3. Dari tulisan di atas anda menuliskan untuk menciptakan teknologi baru para anggota Tim Virtual dituntut untuk berkolaborasi antar anggota tim, bagaimana jika dalam tim tersebut ada salahsatu anggota yang tidak mau untuk berkolaborasi. Bagaimana cara mengatasinya. Tolong jelaskan, Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika ada yang tidak mau berkolaborasi ya tim tidak bisa berjalan dan bekerja sama, cara mengatasi nya sejak awal sudah sepakat dengan ketentuan ketentuan yang ada dalam tim tersebut :)

      Hapus
  4. saya mau bertanya menurut anda, bagaimana cara yang tepat untuk menjalin Communication untuk membentuk suatu tim yang baik, tolong jelaskan. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena tim virtual tidak bertatap muka langsung, lebih baik menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Jika berasal dari negara yang berbeda biasanya memakai bahasa inggris yang sudah universal

      Hapus
  5. sangat bagus dan bermanfaat. terimakasih prita:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ribka, nama saya prista bukan prita xD

      Hapus
  6. Bahasan yang menarik. Terima kasih banyak Prista. Infonya sangat bermanfaat.

    BalasHapus